IMM Ambon: “Ucapan Abdullah Vanath Mencederai Integritas Pemimpin Muslim Maluku”

Ambon,– Pernyataan Abdullah Vanath, calon Gubernur Maluku, dalam sebuah kampanye yang menyebutkan “Pemimpin Islam Tartau Malu” menuai kritik keras dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari organisasi mahasiswa dan tokoh intelektual Maluku. Pernyataan ini tidak hanya dianggap kontroversial, tetapi juga menciptakan keresahan di kalangan umat Muslim Maluku.

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ambon, Rizky Rumadan menyatakan bahwa pernyataan tersebut menunjukkan kekurangpahaman Vanath terhadap nilai kepemimpinan Islam yang menitikberatkan akhlak dan adab. “Sebagai seorang pemimpin, kata-kata adalah refleksi dari nilai dan prinsip yang dianut. Ucapan ‘Pemimpin Islam Tartau Malu’ bukan hanya tidak pantas, tetapi juga merendahkan martabat pemimpin Muslim di Maluku yang bekerja keras untuk masyarakat,” ungkap Rizky dalam keterangannya di media. Selasa, (12/11/2024)

Menurut Rizky, pemimpin yang bertanggung jawab seharusnya mengedepankan pernyataan yang membawa kedamaian dan memupuk persatuan. “Sebaliknya, ucapan ini seperti mempermainkan emosi masyarakat dengan narasi yang seolah mendiskreditkan identitas Muslim di Maluku,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang baik bukanlah soal mencela, melainkan tentang menginspirasi.

Rizky juga menyinggung soal kinerja Vanath saat menjabat sebagai Bupati Seram Bagian Timur. Kondisi infrastruktur, pendidikan, hingga ekonomi di Seram Timur dikatakan tak kunjung membaik, bahkan cenderung stagnan.

“Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang menyelesaikan persoalan rakyat, bukan sekadar berbicara soal identitas agama demi keuntungan elektoral,” tambahnya. Bagi Rizky, sangat disayangkan jika seorang calon gubernur yang seharusnya menjadi teladan justru menggunakan bahasa yang memecah-belah.

Pernyataan Vanath ini dianggap bisa merusak soliditas umat Muslim Maluku yang selama ini berusaha menjaga harmoni dan kebersamaan di tengah masyarakat Maluku yang plural. “Kami di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah percaya bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mampu mengayomi seluruh lapisan masyarakat tanpa menciptakan dikotomi,” tegas, Pemuda Seram Timur itu.

Ia menambahkan bahwa umat Muslim di Maluku harus cermat dalam memilih pemimpin. “Jangan sampai kita terpecah oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Umat Muslim harus bersatu, kita memerlukan pemimpin yang jujur, berani, dan berakhlak, bukan yang mempermainkan sentimen keagamaan demi kepentingan politik sesaat,” tegasnya.

Rizky juga menekankan bahwa ke depan, kandidat pemimpin di Maluku perlu menyadari pentingnya menjaga lisan dan bertindak arif dalam membangun narasi. Menurutnya, seorang calon pemimpin harus menunjukkan komitmen pada pembangunan daerah, bukan pada provokasi. Ia mengajak seluruh warga Maluku untuk kritis dalam menilai setiap kandidat, demi mewujudkan kepemimpinan yang amanah dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat tanpa menyentuh isu-isu sensitif yang berpotensi memecah-belah. Tutupnya.*Redaksi